News Update :
Home » » Batu Ini Pancarkan Wi-fi Jika Dibakar

Batu Ini Pancarkan Wi-fi Jika Dibakar

Penulis : Kwanyar News on Senin, 15 Februari 2016 | 01.07

Bongkahan Batu Raksasa Di Jerman Yang Pancarkan Wi-fi



Di sebuah area terbuka di hutan Springhornhof terletak museum seni ukir , Neuenkirchen, Jerman. Di tengahnya terdapat bongkahan batu yang mencolok. Namun, yang paling aneh, adalah bagian bawah batu yang berjelaga, seperti habis dibakar.

Bongkahan batu raksasa seberat 1,5 ton tersebut sesungguhnya merupakan karya seni yang berjudul "Keepalive", yang dibuat oleh seniman Aram Bartholl. Batu tersebut sungguhan, namun tak ada yang menyangka bahwa bongkahan tersebut sesungguhnya bisa memancarkan wi-fi. Bagaimana bisa?

Wi-fi tersebut ditenagai oleh generator thermoelectric, atau pengubahan panas menjadi tenaga listrik. Pengunjung bisa membuat api di dekat bongkahan batu untuk menyalakan router di batu. Setelah menyala, batu itu memancarkan wi-fi, pengunjung bisa menyambungkannya dengan smartphone atau gawai lainnya milik mereka, dan mem-browsing serta men-download berbagai konten mengenai strategi bertahan hidup. Mulai dari yang tak teduga, atau tidak berguna.

Laman yang ditawarkan antara lain berjudul, "Panduan Kencan A sampai Z", "Dasar-dasar Anak Cowok 101: Strategi Bertahan Hidup Menjadi Orangtua Cowok Remaja", "Panduan Bercerai Mandiri", "Bertahan Hidup di Tengah Drone", dan "Panduan Steampunk dalam Bercinta". Judul-judul 'nyeleneh' ini akan sering Anda temukan di ebook ilegal yang tersedia di situs berbagi di internet.



Dalam pembelaan sang seniman, kemungkinan besar banyak dari buku-buku itu di-upload oleh pengunjung, bukan dirinya, sejak pengunjung juga bisa berbagi berkas.

Aram Bartholl, seniman asal Berlin ini, telah menciptakan proyek berbagi data secara publik sebelumnya, di tahun 2010. Disebut 'dead drops', proyeknya itu merupakan USB yang dipasang di tembok si tempat umum, yang membolehkan orang-orang meng-upload dan men-download berkas yang mereka inginkan. USB itu masih terpasang di bagian samping sebuah bangunan di New York.

Sedangkan, Keepalive berbeda, berasa di area yang jauh dari perkotaan, dan pengunjung perlu membuat perjanjian sebelum datang. Ini penting, untuk menghindari resiko adanya orang tak bertanggung jawab menyulut api sembarangan.

Judulnya, 'Keepalive' yang diterjemahkan menjadi 'tetap hidup', datang dari istilah teknik untuk pesan yang dikirim antar perangkat internet untuk mengecek sambungan.

"Ini bukan mengenai akses yang mudah," ungkap Bartholl dikutip Amusing Planet. "Ada ide dunia distopia di baliknya, seperti, apakah kita akan membutuhkan ini di masa depan? Atau apakah seseorang akan menemukan yang semacam ini 100 tahun mendatang?
Share this article :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Technology . All Rights Reserved.
Design Template by Kwanyar News | Support by creating website | Powered by Blogger